Senin, 25 Juli 2016

Meruntuhkan Benteng Ateisme Modern

 Judul: Meruntuhkan Benteng Ateisme Modern
Penulis: B.E Matindas
Penerbit: ANDI
Tebal: 240 halaman

Ini adalah buku yang baru saja selesai saya baca beberapa detik yang lalu. Isinya adalah penjelasan tentang ateisme dari para tokoh seperti Hume, Kant, Nietzsche, E.B Taylor, Frazer, Wittgenstein, dan tentu saja Marx, Comte, Feuerbach, dan tidak ketinggalan juga ada pembahasan ateisme Sartre.

Dari judul bukunya saja terlihat jelas ada tendensi tertentu. Yap, ini adalah buku kritik terhadap ateisme. Awalnya saya cukup antusias untuk membacanya, barangkali dalam buku ini bisa saya temui polemik baru tentang ateisme, atau barangkali saya bisa lebih dalam memahami persepsi orang beragama terhadap ateisme, dan tentu saja dengan kacamata "tulisan serius" bukan sekedar ledakan emosional seperti teis yang banyak saya temui di jejaring-jejaring sosial.

Di lembar-lembar awal, penulis mencoba memetakan berbagai jenis ateisme dan urgensinya dalam penulisan buku ini. Kemudian selanjutnya Matindas (sebagai penulis) langsung masuk ke dalam pemikiran tokoh-tokoh ateis, menjabarkan pemikiran tokohnya secara umum, kemudian menjelaskan dimana letak filsafat ateismenya, dan di bagian belakang langsung diberi kritikan pada sertiap tokoh. Tak lupa dicantumkan pula foto-foto tokoh ateis tersebut di akhir setiap bab, satu bab pembahasan berisi satu tokoh beserta kritik Matindas terhadapnya.

Buku ini jelas ditulis dalam rangka apologetika iman Kristen, ya saya paham itu, buku ini semacam "upaya membentengi umat kristen dari hantaman ateisme jaman ini". Mungkin bagi orang-orang kristen buku ini benar-benar memberikan pencerahan, betapa ateisme adalah pemikiran yang bisa dihalau, karena bagaimanapun, sekuat dan se-intelektual, se-logis apapun penjelasannya bisa dikritik oleh Matindas selaku agamawan.

Tapi ketika saya tempatkan diri sebagai seorang muslim, buku ini non sense, hanya terbaca seperti kotbah ajaran umat kristen yang tidak ingin saya campur-urusi. Begitu pula ketika saya coba menempatkan diri sebagai agnostik, sangat terbaca adanya keberpihakan pada agama kristen yang nampak dari penyudutan karakter pemikiran tokoh-tokoh ateis yang menurut saya tidak perlu di lakukan.

Argumen-argumen kritik pun terkesan sangat tergesa-gesa. Bagaimana bisa sederet filsuf yang menulis begitu banyak buku, lantas hanya dikritik dengan beberapa lembar halaman saja?. Rasanya tidak cukup memadai. Namun bagi yang ingin belajar singkat tentang ateisme dari beberapa tokoh ini dengan bahasa yang ringan, saya rasa buku ini perlu untuk dibaca.

Dan satu lagi, saya agak heran kenapa pemikir sekaliber Darwin tidak dicantumkan di buku ini?. Yuri Gagarin dan sederet fisikawan ateis tak pernah dibahas, begitu pula Stephen Hawking juga tidak disentuh sedikitpun. Padahal pengaruhnya sangat besar bagi filsafat ateis kekinian dan perkembangannya jika dibandingkan dengan misalnya Wittgenstein yang ajarannya tidak terlalu mendarah daging pada konsep ateisme kebanyakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar